Home » » Hikmah dan Kaifiyah Ibadah Qurban

Hikmah dan Kaifiyah Ibadah Qurban


السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
اَللهُ أَكْبَرُ-  اَللهُ أَكْبَرُ-  اَللهُ أَكْبَرُ-  اَللهُ أَكْبَرُ-  اَللهُ أَكْبَرُ-  اَللهُ أَكْبَرُ-  اَللهُ أَكْبَرُ-  اَللهُ أَكْبَرُ-  اَللهُ أَكْبَرُ-  اَللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلًا لَاإِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَعَبْدَهْ وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ لَاإِلَهَ إِلَّا اللهُ وَلَانَعْبُدُ اِلاَّ اِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ,  اَلَّلهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَصْحَابِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى َانْصَارِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَزْوَاجِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى ذُرِّيِّةِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِى بَسَطَ لِعِبَادِهِ مَوَاعِدَ اِحْسَانِهِ وَاِنْعَامِهِ وَاعَادَ عَلَيْنَا فِى هَذِهِ الْايَامِ عَوَائِدَ بِرِّهِ وَاِكْرَامِهِ, اَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَلَى جَزِيْلِ اِفْضَالِهِ وَاِمْدَادِهِ, وَاَشْكُرُهُ عَلَى كَمَالِ جُوْدِهِ وَحُسْنِ وِدَادِهِ بِعِبَادِهِ
أَشْهَدُ أَنْ لَااِلَهَ اِلاَّاللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ فِى مُلْكِهِ وَبِلاَدِهِ, وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اَشْرَفُ عِبَادِهِ وَزُهَادِهِ  وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرِ عِبَادِهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ الطَّاهِرِيْنَ مِنْ بَعْدِهِ . أَمَّا بَعْدُ
فَيَا اَيُّهَا الْاِخْوَانِ… أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَاللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَبَادِرُوا رَحِمَكُمُ الله بِإِحْيَاءِ سُنَةِ اَبِيْكُمْ اِبْرَاهِيْمَ عَلَيْهِ السَّلَامُ بِمَاتُرِيْقُوْنَهُ مِنَ الدِّمَاءِ فِى هَذَاالْيَوْمِ الْعَظِيْمِ . اَللهُ أَكْبَرُ- اَللهُ أَكْبَرُ-  اَللهُ أَكْبَرُوَلِلَّهِ الْحَمْدُ
Hadirin wal Hadirot jamaah ‘Idul Adha Rohimakumulloh…
Di pagi yang sakral dan khidmat ini teriring gema takbir, tahmid, tahlil dan tasbih yang berkumandang sepanjang malam hingga pagi hari ini, semoga bisa menggugah dan membangkitkan semangat dalam menjalankan perintah Allah dan meninggalkan semua larangan-laranga-Nya. Apabila kita ingin berbahagia, beruntung dan selamat dunia maupun akhirat maka marilah kita tingkatkan ketaqwaan dan keimanan kepada Allah SWT.
اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ
Dalam perkara taqwa ataupun ketaatan kepada Allah, Nabi Ibrahimlah yang sangat pantas untuk dijadikan suri tauladan bagi kita semua, karena Nabi Ibrahim mendapat cobaan atau ujian dari Allah sangat banyak dan beragam. Meskipun terasa amat berat dirasakan, namun segala macam printah-Nya dilaksanakan dengan ikhlas dan sempurna tanpa pepeko atau tanpa cacat sedikitpun, seperti disebutkan dalam Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 124: Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya (dengan sempurna).
Diantara ujian yang berat yaitu ketika Allah memerintahkan Nabi Ibrahim agar menyembelih putra tercinta yaitu Nabi Ismail ’Alaihi salam. Apapun resikonya, karena itu perintah Allah SWT, maka Nabi Ibrahim rela mengorbankan putranya, Nabi Ismail pun menunjukan kesediaan untuk disembelih. Inilah bukti ketaatan dan kepasrahan serta pengorbanan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail menyerahkan semua urusanya kepada Allah SWT.
اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ
Pada Hari Raya ‘Idul Adha ini, sesungguhnya umat Islam diajak untuk merenung kembali peristiwa tersebut, artinya ketaatan, kepasrahan dan pengorbanan kepada Allah merupakan sikap yang seharusnya dimiliki oleh setiap manusia. Sehingga Allah mengabadikan peristiwa itu kepada umat-umat setelah Nabi Ibrahim Alaihissalam, terutama kepada Nabi Muhammad SAW beserta umatnya melalui firman-Nya: Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu sebuah surga di surga  (nikmat yang banyak), Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah, Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu Dialah yang terputus.
Hadirin wal Hadirot jamaah ‘Idul Adha Rohimakumulloh…
Turunya ayat tersebut disebabkan adanya julukan“Abtar” dari orang-orang Quraisy kepada Nabi Muhammad setelah putranya yang bernama Qosim meninggal dunia. Nabipun teramat susah karena dianggap “Abtar”, yang maksudnya putus, tidak punya keturunan laki-laki yang bisa melanjutkan perjuanganya. Namun pada akhirnya Rasulullah bisa tersenyum setelah diturunkanya surat Al-Kautsar tersebut dibarengi dengan keterangan yang jelas bahwa sesungguhnya orang-orang yang benci kepada Rasulullah itulah yang dimaksud “Abtar”, yaitu terputus dari rahmat Allah dan tidak punya keturunan anak yang sholeh dan lain-lain. Oleh karena itu kami menghimbau kepada para hadirin, janganlah membenci kepada para pewaris Nabi atau membenci para Ulama sebab dikhawatirkan akan terkena imbasnya, yakni akan terputus dari rahmat Allah dan tidak mendapat keturunan yang sholeh/sholehah.
Rasulullah melaksanakan sholat ‘Idul Adha yang pertama pada tahun kedua Hijryah dengan menyembelih hewan qurban, untuk melestarikan tradisi yang dicontohkan oleh Nabi Ibrahim AS. Karena perbuatan yang paling disukai Allah pada hari Nahr adalah qurban, seperti sabda Nabi:
مَا عَمِلَ ابْنُ آدَمَ يَوْمَ النَّخْرِ عَمَلًا اَحَبَّ اِلَى اللهِ تَعَالَى مِنْ اِرَاقَةِ الدَّمِ. الحديث (رواه الحاكم وابن ماجه والترمدى)
Artinya: “Tidak ada perbuatan manusia pada hari Nahr (10 dzul Hijjah) yang  paling dicintai Allah SWT dari pada mengalirkan darah (menyembelih hewan qurban)”
Adapun keutamaan-keutamaan menyembelih hewan qurban, Rasulullah telah menjanjikan bahwa keutamaan menyembelih hewan qurban ialah “BIKULI SYA’ROTIN HASANATAN” bahwa dari setiap helai bulu binatang qurban yang disembelih akan mendapat pahala satu kebaikan. Kemudian dalam hadis lain Nabi bersabda:
مَنْ ضَحَى طَيِّبَةً بِهَا نَفْسَهُ مُحْتَسِبًا اَجْرَهَا عَلَى اللهِ كَانَتْ لَهُ حِجَابًا مِنَ النَّارِ
Artinya: “Barang siapa yang menyembelih qurban dengan baik dan rela hatinya mengharap pahala dari Allah , maka qurbanya akan menjadi penutup baginya dari api neraka”.
Dalam hadis lain juga disebutkan yang artinya:“Agungkanlah dan mulikanlah hewan qurbanmu sekalian, karena itu akan menjadi kendaraanmu di atas Shiroth dan ingatlah bahwa sesungguhnya qurban itu bagian dari amal yang bisa menyelamatkan pelakunya dari kejelekan hidup di dunia maupun di akhirat” sehingga Rasulullah mewajibkan dirinya sendiri untuk berqurban lewat sabdanya:
ثَلاَثَةٌ هُنَّ عَلَيَّ فَرَائِضٌ وَهُنَّ لَكُمْ تَطَوُّعٌ, اَلْوِتْرُ وَالنَّخْرُ وَصَلاَةُ الضُّحَى. (رواه احمد فى مسنده)
 Artinya: “Ada tiga hal yang bagiku (Nabi) adalah fardu dan bagi kamu sekalian adalah sunat (mu’akad), yaitu: sholat witir, Nahr (berqurban) dan sholat Duha”
Sekalipun Rasulullah sudah pernah melaksanakan qurban, namun selalu selalu menganjurkan qurban tiap tahunya:
 يَااَيُّهَاالنَّاسُ, عَلَى كُلِّ أَهْلِ بَيْتٍ فِى كُلِّ عَامٍ أُضْحِيَّةٌ – (رواه احمد وابن ماجه والترمدى)
Artinya: “Wahai sekalian manusia: Upayakan bagi setiap-setiap rumah dalam setiap tahun ada yang berqurban”
Bahkan beliau pada saat haji pernah berqurban 100 ekor unta, 60 ekor unta disembelih nabi sendiri, sedangkan sisanya diserahkan kepada sahabat Ali agar disembelih. Menurut pandangan madzhab Syafi’iyah bahwa tidak disunatkan qurban bagi anak-anak, begitu pula qurban untuk orang lain tanpa seizin yang bersangkutan serta bagi mayit kalau tidak ada wasiat qurban.
اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ
Hadirin wal Hadirot jamaah ‘Idul Adha Rohimakumulloh…
Adapun hikmah disyariatkanya qurban antara lain adalah sebagai berikut:
  1. Menghidupkan warisan Kholilulloh Ibrahim AS
  2. Untuk mensyukuri atas nimat Allah dan karunianya yang teramat banyak serta mensyukuri atas keberadaan manusia yang terus berkembang dari tahun ketahun
  3. Untuk melebur kejelekan-kejeleken si qurban, yakni kejelekan yang berupa menyalahi aturan maupun kurang mematuhi beberapa printah Allah SWT, sehingga dapat ampunan dari-Nya
  4. Memberi kejembaran keluarga dan tetangga serta yang lainya agar ikut senang dengan adanya qurban dan lain sebagainya.
Karena qurban merupakan ibadah sosial yang sangat mulia, maka perhatikanlah kaifiyah atau tata caranya dengan benar dan teliti. Misalnya:
  1. Pada saat menyembelih hewn qurban, ia berkata degan kalimat ”Hewan ini insya Allah untuk qurban” maka hal tersebut dihukumi qurban sunat, namun apabila ia berkata ” hewan ini untuk qurban” maka dihukumi qurban wajib sama dengan nadzar.
  2. Hewan qurban harus benar-benar sehat dan senpurna, maka tidak sah apabila hewan qurban itu buta, pincang, sakit parah dan sangat kurus.
  3. Waktu penyembelihan qurban dimulai sejak selesainya sholat ’id sampai hari tasyrik yang terakhir yakni tanggal 13 dzul hijjah dan hindarilah menyembelih pada malam hari karena makruh, seperti yang diriwayatkan oleh nabi SAW:
 إنَّهُ نَهَى عَنِ الذَبْحِ  (اخرجه الطبرنى)
Yang lebih utama bagi pria yang terampil menyembelih qurban sendiri, bagi wanita diwakilkan kepada seorang muslim, dan pada saat penyembelihan sebaiknya hadir dan menyaksikan, sambil berdoa
اَللَّهُمَّ مِنْكَ وَلَكَ صَلاَتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي للهِ رَبِّ الْعَالمَِيْنَ, لَاشَرِيْكَ لَهُ وَبِذَلِكَ اُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ
 Sedangkan yang menyembelih menghadap hewan qurban kearah qiblat sambil berdoa sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah SAW:
وَجَهْتُ وَجْهِي لِلِّذِي فَطَرَ السَّمَوَاتِ وَالْاَرْضِ حَنِيْفًا وَمَا اَنَا مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ اِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ, لَاشَريْكَ لَهُ وَبِذَلِكَ اُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ, بِسْمِ اللهِ واللهُ اَكْبَرُ اَللَّهُمَّ هَذَا مِنْكَ وَاِلَيْكَ.
Sembelihlah hewan qurban itu di komplek tempat sholat ’id
لِأَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَذْبَحُ وَيَنْحَرُ بِالْمُصَلَّى (وَهُوَ مَكَانُ صَلاَةِ اْلعِيْدِ) رواه البخاري
Apabila qurban wajib/nadzar maka bagikanlah seluruh daging qurban termasuk kulitnya kepada yang berhak menerimanya, si qurban sekeluarga/ serumah tidak boleh makan daging tersebut. Namun apabila qurban sunat, si qurban disunatkan untuk makan sebagian dari qurbanya dengan tujuan untuk memperoleh barokahnya.
Terkait dengan kulitnya, apabila qurban wajib/nadzar maka wajib dishodaqohkan seluruhnya, dan apabila qurban sunat, maka kulitnya bisa dimanfaatkan untuk tabir dinding, atau lapak atau lemek dan lain sebagainya, akan tetapi yang lebioh utama dishodaqohkan semuaya.
Rasulullah SAW juga memerintahkan untuk membagikan kulit qurban dan melarang untuk menjualnya, lewat sabdanya:
مَنْ بَاعَ جِلْدَ أُضْحِيَتِةِ فَلاَ أُضْحِيَةَ لَهُ. رواه الحاكم
 Artinya: “barang siapa menjual kulit qurbanya maka tidak ada qurban”.
 Disebutkan dalam hadis nabi yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Abi Sa’id sebagai berikut:
وَلَا تَبِيْعُوْا لحُوُْمَ اْلهَدْيِ وَاْلأُضَاحِي
Artinya: “janganlah kalian menjual daging hadiah dan daging qurban”.
Hadirin wal Hadirot jamaah ‘Idul Adha Rohimakumulloh…
Demikian mudah-mudahan yang menjadi panitia qurban atau yang diberi amanat untuk mengurusi qurban bisa melaksanakan dengan baik dan benar, begitu pula bagi peserta qurban, semoga ikhlas, hanya mencari ridlo Allah SWT, mendapat balasan rizki yang lebih banyak lagi berkah, anak yang sholih/sholihah, terhindar dari bilahi dan musibah, sehingga meningkat iman dan ketakwanya kepada Allah SWT, amin ya robal alamin.
اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ – لَنْ يَنَالُ اللهَ لُحُوْمُهَا وَلَادِمَآؤُهَا وَلَكِنْ يَنَالُهُ التَّقْوَى مِنْكُمْ كَذَلِكَ سَخَّرَهَا لَكُمْ لِتُكَبِّرُوا اللهَ عَلَى مَا هَدَكُمْ وَبَشِّرِ اْلمُحْسِنِيْنَ
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ اِنَِّهُ هُوَاالسَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أقُوْلُ قَوْلِي هَذا وَأسْتَغْفِرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ لَِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
KHUTBAH KEDUA

اللهُ اَكْبَرْ –  اَللهُ أَكْبَرُ-  اَللهُ أَكْبَرُ-  اَللهُ أَكْبَرُ- اَللهُ أَكْبَرُ-  اَللهُ أَكْبَرُ-  اَللهُ أَكْبَر.اللهُ اَكْبَرْ كبيرا وَاْلحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ الله بُكْرَةً وَ أَصْيْلاً لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَالللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ وَللهِ اْلحَمْدُ. اْلحَمْدُ للهِ الَّذِي جَعَلَ اْلأَعْيَادَ بِالْاَفْرَحِ وَالدُّرُوْرِ, وَضَاعَفَ لِلْمُتَّقِيْنَ جَزِيلَ اْلأُجُوْرِ, وَكَمَّلَ الضِّيَافَةَ فِيْ يَوْمِ اْلعِيْدِ لِعُمُوْمِ اْلمُؤْمِنِيْنَ بِسَعْيِهِمُ اْلمَشْكُوْرِ. وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ العفو الغفور, وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ نَالَ مِنْ رَبِّهِ مَالَمْ يَنَلْهُ مَالِكٌ مُقَرَّبٌ وَلاَرَسُوْلٌ مُطَهَّرٌ مَبْرُوْرٌ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍالنبي الأمي وَِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ الَّذِيْنَ كَانُوْا يَرْجُوْنَ تِجَارَةً لَنْ تَبُوْرَ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَِثيْرًا. اَمَّا بَعْدُ 
فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ, وَاعْلَمُوْا ياَاِخْوَانِيْ رَحمَِكُمُ اللهُ اِنَّ يَوْمَكُمْ هَذَا يَوْمٌ عَظِيْمٌ يَتَجَلىَ الله ُفِيْهِ عَلَى عِبَادِهِ مِنْ كُلِّ مُقِيْمٍ وَمُسَافِرٍ فَيُبَاهِيْ لَكُمْ مَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ اِبْرَاهِيْمَ وَبَرِكْ عَلَى ِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ كَمَا بَرَكْتَ عَلَى سَيِّدِناَ اِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ اِبْرَاهِيْمَ فِي اْلعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ, اَللَّهُمَّ ارْضَ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اَبِى بَكْرٍوَعُمَروَعُثْمَان وَعَلِي وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَْلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ واعل جهادهم بالنصرالمبينَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ    وَدَمِّرْ اَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ اِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ اكْفِنَا شَرَّ الظَّالِمِيْنَ وَاكْفِنَا شَرَّ مَنْ يُؤْذِناَ بِجُوْدِكَ وَكَرَمِكَ اِسْتَجِبَ دُعَائَنَا يَارَبَّ اْلعَالَمِيْنَ اَللَّهُمَّ اكْسِفْ عَنَّا اْلبَلاَءَوَاْلغَلاَء َ وَاْلوَبَاءَ وَفَحْشَاءَ وَاْلمُنْكَرِ وَالْبَغْيَ وَالشَّدَائِدَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً اِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاِنْ لَمْ تَغْفِرْلَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ. رَبِّ اجْعَلْنِيْ مُقْيْمَ الصَّلاَةِ وَمِنْ ذُرِّيَتِيْ رَبَّنَا وَتَقَبَلْ دُعَاءِ, رَبَّنَا اغْفِرْلِي وَلِوَالِدَيَّ وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ يَوْمَ يَقُوْمُ الْحِسَابُ, رَبِّ اجْعَلْ هَذَا بَلاَدًا اَمِنَا وَرْزُقْ اَهْلَهُ مِنَ الثَّمَرَاتِ مَنْ اَمَنَ مِنْهُمْ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الْأََخِرِ, رَبَّنَا تَقَبَلْ مِنَّا اِنَّكَ اَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ, رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ اَزْوَِاجِنَا وَذُرِّيَاتِناَ قُرَّةَ اَعْيُنٍ وَاْجَعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ اِمَامَا. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ.
عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته ……

dikutip dari :
http://pcnucilacap.com/khutbah-idul-adha-1432-h-hikmah-dan-kaifiyah-ibadah-qurban

0 komentar:

Pondok Tercinta

JALAN DEPAN RAUDLATUL ULUM KENCONG