السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
اَللهُ أَكْبَرُ- اَللهُ أَكْبَرُ-
اَللهُ أَكْبَرُ- اَللهُ أَكْبَرُ- اَللهُ أَكْبَرُ-
اَللهُ أَكْبَرُ- اَللهُ أَكْبَرُ- اَللهُ أَكْبَرُ-
اَللهُ أَكْبَرُ- اَللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيْرًا
وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلًا لَاإِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ صَدَقَ
وَعْدَهُ وَنَصَرَعَبْدَهْ وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ
لَاإِلَهَ إِلَّا اللهُ وَلَانَعْبُدُ اِلاَّ اِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ
الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ, اَلَّلهُمَّ صَلِّ عَلَى
سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَصْحَابِ
سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى َانْصَارِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَزْوَاجِ
سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى ذُرِّيِّةِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَسَلِّمْ
تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِى بَسَطَ لِعِبَادِهِ
مَوَاعِدَ اِحْسَانِهِ وَاِنْعَامِهِ وَاعَادَ عَلَيْنَا فِى هَذِهِ الْايَامِ
عَوَائِدَ بِرِّهِ وَاِكْرَامِهِ, اَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَلَى
جَزِيْلِ اِفْضَالِهِ وَاِمْدَادِهِ, وَاَشْكُرُهُ عَلَى كَمَالِ جُوْدِهِ
وَحُسْنِ وِدَادِهِ بِعِبَادِهِ
أَشْهَدُ أَنْ لَااِلَهَ اِلاَّاللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ فِى مُلْكِهِ وَبِلاَدِهِ, وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اَشْرَفُ عِبَادِهِ وَزُهَادِهِ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرِ عِبَادِهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ الطَّاهِرِيْنَ مِنْ بَعْدِهِ . أَمَّا بَعْدُ
أَشْهَدُ أَنْ لَااِلَهَ اِلاَّاللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ فِى مُلْكِهِ وَبِلاَدِهِ, وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اَشْرَفُ عِبَادِهِ وَزُهَادِهِ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرِ عِبَادِهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ الطَّاهِرِيْنَ مِنْ بَعْدِهِ . أَمَّا بَعْدُ
فَيَا اَيُّهَا الْاِخْوَانِ… أُوْصِيْكُمْ
وَنَفْسِيْ بِتَقْوَاللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَبَادِرُوا رَحِمَكُمُ
الله بِإِحْيَاءِ سُنَةِ اَبِيْكُمْ اِبْرَاهِيْمَ عَلَيْهِ السَّلَامُ
بِمَاتُرِيْقُوْنَهُ مِنَ الدِّمَاءِ فِى هَذَاالْيَوْمِ الْعَظِيْمِ . اَللهُ
أَكْبَرُ- اَللهُ أَكْبَرُ- اَللهُ أَكْبَرُوَلِلَّهِ الْحَمْدُ
Hadirin wal Hadirot jamaah ‘Idul Adha
Rohimakumulloh…
Di pagi yang sakral dan khidmat ini teriring
gema takbir, tahmid, tahlil dan tasbih yang berkumandang sepanjang malam hingga
pagi hari ini, semoga bisa menggugah dan membangkitkan semangat dalam
menjalankan perintah Allah dan meninggalkan semua larangan-laranga-Nya. Apabila
kita ingin berbahagia, beruntung dan selamat dunia maupun akhirat maka marilah
kita tingkatkan ketaqwaan dan keimanan kepada Allah SWT.
اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ
وَلِلَّهِ الْحَمْدُ
Dalam perkara taqwa ataupun ketaatan kepada
Allah, Nabi Ibrahimlah yang sangat pantas untuk dijadikan suri tauladan bagi
kita semua, karena Nabi Ibrahim mendapat cobaan atau ujian dari Allah sangat
banyak dan beragam. Meskipun terasa amat berat dirasakan, namun segala macam
printah-Nya dilaksanakan dengan ikhlas dan sempurna tanpa pepeko atau
tanpa cacat sedikitpun, seperti disebutkan dalam Al-Quran surat Al-Baqarah ayat
124: Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa
kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya (dengan sempurna).
Diantara ujian yang berat yaitu ketika Allah
memerintahkan Nabi Ibrahim agar menyembelih putra tercinta yaitu Nabi Ismail
’Alaihi salam. Apapun resikonya, karena itu perintah Allah SWT, maka Nabi
Ibrahim rela mengorbankan putranya, Nabi Ismail pun menunjukan kesediaan untuk
disembelih. Inilah bukti ketaatan dan kepasrahan serta pengorbanan Nabi Ibrahim
dan Nabi Ismail menyerahkan semua urusanya kepada Allah SWT.
اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ
وَلِلَّهِ الْحَمْدُ
Pada Hari Raya ‘Idul Adha ini, sesungguhnya umat
Islam diajak untuk merenung kembali peristiwa tersebut, artinya ketaatan,
kepasrahan dan pengorbanan kepada Allah merupakan sikap yang seharusnya
dimiliki oleh setiap manusia. Sehingga Allah mengabadikan peristiwa itu kepada
umat-umat setelah Nabi Ibrahim Alaihissalam, terutama kepada Nabi Muhammad SAW
beserta umatnya melalui firman-Nya: Sesungguhnya Kami telah memberikan
kepadamu sebuah surga di surga (nikmat yang banyak), Maka dirikanlah
shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah, Sesungguhnya orang-orang yang membenci
kamu Dialah yang terputus.
Hadirin wal Hadirot jamaah ‘Idul Adha
Rohimakumulloh…
Turunya ayat tersebut disebabkan adanya julukan“Abtar” dari
orang-orang Quraisy kepada Nabi Muhammad setelah putranya yang bernama Qosim
meninggal dunia. Nabipun teramat susah karena dianggap “Abtar”,
yang maksudnya putus, tidak punya keturunan laki-laki yang bisa melanjutkan
perjuanganya. Namun pada akhirnya Rasulullah bisa tersenyum setelah
diturunkanya surat Al-Kautsar tersebut dibarengi dengan keterangan yang jelas
bahwa sesungguhnya orang-orang yang benci kepada Rasulullah itulah yang
dimaksud “Abtar”, yaitu terputus dari rahmat Allah dan tidak punya
keturunan anak yang sholeh dan lain-lain. Oleh karena itu kami menghimbau
kepada para hadirin, janganlah membenci kepada para pewaris Nabi atau membenci
para Ulama sebab dikhawatirkan akan terkena imbasnya, yakni akan terputus dari
rahmat Allah dan tidak mendapat keturunan yang sholeh/sholehah.
Rasulullah melaksanakan sholat ‘Idul Adha yang
pertama pada tahun kedua Hijryah dengan menyembelih hewan qurban, untuk
melestarikan tradisi yang dicontohkan oleh Nabi Ibrahim AS. Karena perbuatan
yang paling disukai Allah pada hari Nahr adalah qurban, seperti sabda Nabi:
مَا عَمِلَ ابْنُ آدَمَ يَوْمَ النَّخْرِ عَمَلًا
اَحَبَّ اِلَى اللهِ تَعَالَى مِنْ اِرَاقَةِ الدَّمِ. الحديث (رواه الحاكم وابن
ماجه والترمدى)
Artinya: “Tidak ada perbuatan manusia
pada hari Nahr (10 dzul Hijjah) yang paling dicintai Allah SWT dari pada
mengalirkan darah (menyembelih hewan qurban)”
Adapun keutamaan-keutamaan menyembelih hewan
qurban, Rasulullah telah menjanjikan bahwa keutamaan menyembelih hewan qurban
ialah “BIKULI SYA’ROTIN HASANATAN” bahwa dari setiap helai bulu binatang qurban
yang disembelih akan mendapat pahala satu kebaikan. Kemudian dalam hadis lain
Nabi bersabda:
مَنْ ضَحَى طَيِّبَةً بِهَا نَفْسَهُ مُحْتَسِبًا
اَجْرَهَا عَلَى اللهِ كَانَتْ لَهُ حِجَابًا مِنَ النَّارِ
Artinya: “Barang siapa yang menyembelih
qurban dengan baik dan rela hatinya mengharap pahala dari Allah , maka qurbanya
akan menjadi penutup baginya dari api neraka”.
Dalam hadis lain juga disebutkan yang artinya:“Agungkanlah
dan mulikanlah hewan qurbanmu sekalian, karena itu akan menjadi kendaraanmu di
atas Shiroth dan ingatlah bahwa sesungguhnya qurban itu bagian dari amal yang
bisa menyelamatkan pelakunya dari kejelekan hidup di dunia maupun di akhirat” sehingga
Rasulullah mewajibkan dirinya sendiri untuk berqurban lewat sabdanya:
ثَلاَثَةٌ هُنَّ عَلَيَّ فَرَائِضٌ وَهُنَّ لَكُمْ
تَطَوُّعٌ, اَلْوِتْرُ وَالنَّخْرُ وَصَلاَةُ الضُّحَى. (رواه احمد فى مسنده)
Artinya: “Ada tiga hal yang bagiku
(Nabi) adalah fardu dan bagi kamu sekalian adalah sunat (mu’akad), yaitu:
sholat witir, Nahr (berqurban) dan sholat Duha”
Sekalipun Rasulullah sudah pernah melaksanakan
qurban, namun selalu selalu menganjurkan qurban tiap tahunya:
يَااَيُّهَاالنَّاسُ,
عَلَى كُلِّ أَهْلِ بَيْتٍ فِى كُلِّ عَامٍ أُضْحِيَّةٌ – (رواه احمد وابن ماجه
والترمدى)
Artinya: “Wahai sekalian manusia:
Upayakan bagi setiap-setiap rumah dalam setiap tahun ada yang berqurban”
Bahkan beliau pada saat haji pernah berqurban 100 ekor unta, 60 ekor unta
disembelih nabi sendiri, sedangkan sisanya diserahkan kepada sahabat Ali agar
disembelih. Menurut pandangan madzhab Syafi’iyah bahwa tidak disunatkan qurban
bagi anak-anak, begitu pula qurban untuk orang lain tanpa seizin yang
bersangkutan serta bagi mayit kalau tidak ada wasiat qurban.
اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ
وَلِلَّهِ الْحَمْدُ
Hadirin wal Hadirot jamaah ‘Idul Adha
Rohimakumulloh…
Adapun hikmah disyariatkanya qurban antara lain
adalah sebagai berikut:
- Menghidupkan
warisan Kholilulloh Ibrahim AS
- Untuk
mensyukuri atas nimat Allah dan karunianya yang teramat banyak serta
mensyukuri atas keberadaan manusia yang terus berkembang dari tahun
ketahun
- Untuk
melebur kejelekan-kejeleken si qurban, yakni kejelekan yang berupa
menyalahi aturan maupun kurang mematuhi beberapa printah Allah SWT,
sehingga dapat ampunan dari-Nya
- Memberi
kejembaran keluarga dan tetangga serta yang lainya agar ikut senang dengan
adanya qurban dan lain sebagainya.
Karena qurban merupakan ibadah sosial yang sangat
mulia, maka perhatikanlah kaifiyah atau tata caranya dengan benar dan teliti.
Misalnya:
- Pada
saat menyembelih hewn qurban, ia berkata degan kalimat ”Hewan ini insya
Allah untuk qurban” maka hal tersebut dihukumi qurban sunat, namun apabila
ia berkata ” hewan ini untuk qurban” maka dihukumi qurban wajib sama
dengan nadzar.
- Hewan
qurban harus benar-benar sehat dan senpurna, maka tidak sah apabila hewan
qurban itu buta, pincang, sakit parah dan sangat kurus.
- Waktu
penyembelihan qurban dimulai sejak selesainya sholat ’id sampai hari
tasyrik yang terakhir yakni tanggal 13 dzul hijjah dan hindarilah
menyembelih pada malam hari karena makruh, seperti yang diriwayatkan oleh
nabi SAW:
إنَّهُ
نَهَى عَنِ الذَبْحِ (اخرجه الطبرنى)
Yang lebih utama bagi pria yang terampil
menyembelih qurban sendiri, bagi wanita diwakilkan kepada seorang muslim, dan
pada saat penyembelihan sebaiknya hadir dan menyaksikan, sambil berdoa
اَللَّهُمَّ مِنْكَ وَلَكَ صَلاَتِي وَنُسُكِي
وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي للهِ رَبِّ الْعَالمَِيْنَ, لَاشَرِيْكَ لَهُ وَبِذَلِكَ
اُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ
Sedangkan yang menyembelih menghadap hewan
qurban kearah qiblat sambil berdoa sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah SAW:
وَجَهْتُ وَجْهِي لِلِّذِي فَطَرَ السَّمَوَاتِ
وَالْاَرْضِ حَنِيْفًا وَمَا اَنَا مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ اِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي
وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ, لَاشَريْكَ لَهُ وَبِذَلِكَ
اُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ, بِسْمِ اللهِ واللهُ اَكْبَرُ اَللَّهُمَّ
هَذَا مِنْكَ وَاِلَيْكَ.
Sembelihlah hewan qurban itu di komplek tempat
sholat ’id
لِأَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ كَانَ يَذْبَحُ وَيَنْحَرُ بِالْمُصَلَّى (وَهُوَ مَكَانُ صَلاَةِ
اْلعِيْدِ) رواه البخاري
Apabila qurban wajib/nadzar maka bagikanlah
seluruh daging qurban termasuk kulitnya kepada yang berhak menerimanya, si
qurban sekeluarga/ serumah tidak boleh makan daging tersebut. Namun apabila
qurban sunat, si qurban disunatkan untuk makan sebagian dari qurbanya dengan
tujuan untuk memperoleh barokahnya.
Terkait dengan kulitnya, apabila qurban
wajib/nadzar maka wajib dishodaqohkan seluruhnya, dan apabila qurban sunat,
maka kulitnya bisa dimanfaatkan untuk tabir dinding, atau lapak atau lemek dan
lain sebagainya, akan tetapi yang lebioh utama dishodaqohkan semuaya.
Rasulullah SAW juga memerintahkan untuk
membagikan kulit qurban dan melarang untuk menjualnya, lewat sabdanya:
مَنْ بَاعَ جِلْدَ أُضْحِيَتِةِ فَلاَ أُضْحِيَةَ
لَهُ. رواه الحاكم
Artinya: “barang siapa menjual
kulit qurbanya maka tidak ada qurban”.
Disebutkan dalam hadis nabi yang diriwayatkan
oleh Imam Ahmad dari Abi Sa’id sebagai berikut:
وَلَا تَبِيْعُوْا لحُوُْمَ اْلهَدْيِ
وَاْلأُضَاحِي
Artinya: “janganlah kalian menjual
daging hadiah dan daging qurban”.
Hadirin wal Hadirot jamaah ‘Idul Adha
Rohimakumulloh…
Demikian mudah-mudahan yang menjadi panitia
qurban atau yang diberi amanat untuk mengurusi qurban bisa melaksanakan dengan
baik dan benar, begitu pula bagi peserta qurban, semoga ikhlas, hanya mencari
ridlo Allah SWT, mendapat balasan rizki yang lebih banyak lagi berkah, anak
yang sholih/sholihah, terhindar dari bilahi dan musibah, sehingga meningkat
iman dan ketakwanya kepada Allah SWT, amin ya robal alamin.
اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ –
لَنْ يَنَالُ اللهَ لُحُوْمُهَا وَلَادِمَآؤُهَا وَلَكِنْ يَنَالُهُ التَّقْوَى
مِنْكُمْ كَذَلِكَ سَخَّرَهَا لَكُمْ لِتُكَبِّرُوا اللهَ عَلَى مَا هَدَكُمْ
وَبَشِّرِ اْلمُحْسِنِيْنَ
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ
الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ
الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ اِنَِّهُ
هُوَاالسَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أقُوْلُ قَوْلِي هَذا وَأسْتَغْفِرُوا اللهَ
الْعَظِيْمَ لَِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ
وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ
الرَّحِيْمُ
KHUTBAH KEDUA
اللهُ اَكْبَرْ – اَللهُ
أَكْبَرُ- اَللهُ أَكْبَرُ- اَللهُ أَكْبَرُ- اَللهُ
أَكْبَرُ- اَللهُ أَكْبَرُ- اَللهُ
أَكْبَر.اللهُ اَكْبَرْ كبيرا وَاْلحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ الله
بُكْرَةً وَ أَصْيْلاً لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَالللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ
وَللهِ اْلحَمْدُ. اْلحَمْدُ للهِ الَّذِي جَعَلَ اْلأَعْيَادَ بِالْاَفْرَحِ
وَالدُّرُوْرِ, وَضَاعَفَ لِلْمُتَّقِيْنَ جَزِيلَ اْلأُجُوْرِ, وَكَمَّلَ
الضِّيَافَةَ فِيْ يَوْمِ اْلعِيْدِ لِعُمُوْمِ اْلمُؤْمِنِيْنَ بِسَعْيِهِمُ
اْلمَشْكُوْرِ. وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ
شَرِيْكَ لَهُ العفو الغفور, وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ نَالَ مِنْ رَبِّهِ مَالَمْ يَنَلْهُ مَالِكٌ مُقَرَّبٌ
وَلاَرَسُوْلٌ مُطَهَّرٌ مَبْرُوْرٌ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍالنبي الأمي وَِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ الَّذِيْنَ كَانُوْا
يَرْجُوْنَ تِجَارَةً لَنْ تَبُوْرَ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَِثيْرًا. اَمَّا
بَعْدُ
فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ,
وَاعْلَمُوْا ياَاِخْوَانِيْ رَحمَِكُمُ اللهُ اِنَّ يَوْمَكُمْ هَذَا يَوْمٌ
عَظِيْمٌ يَتَجَلىَ الله ُفِيْهِ عَلَى عِبَادِهِ مِنْ كُلِّ مُقِيْمٍ وَمُسَافِرٍ
فَيُبَاهِيْ لَكُمْ مَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا
الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ
عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ اِبْرَاهِيْمَ وَبَرِكْ عَلَى
ِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ كَمَا بَرَكْتَ عَلَى
سَيِّدِناَ اِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ اِبْرَاهِيْمَ فِي
اْلعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ, اَللَّهُمَّ ارْضَ عَنِ اْلخُلَفَاءِ
الرَّاشِدِيْنَ اَبِى بَكْرٍوَعُمَروَعُثْمَان وَعَلِي وَعَنْ بَقِيَّةِ
الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى
يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ
الرَّاحِمِيْنَ.
اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ
وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَْلاَحْيآءُ مِنْهُمْ
وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ واعل جهادهم بالنصرالمبينَ
وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ
وَدَمِّرْ اَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ اِلَى يَوْمَ
الدِّيْنِ. اللهُمَّ اكْفِنَا شَرَّ الظَّالِمِيْنَ وَاكْفِنَا شَرَّ مَنْ
يُؤْذِناَ بِجُوْدِكَ وَكَرَمِكَ اِسْتَجِبَ دُعَائَنَا يَارَبَّ اْلعَالَمِيْنَ
اَللَّهُمَّ اكْسِفْ عَنَّا اْلبَلاَءَوَاْلغَلاَء َ وَاْلوَبَاءَ وَفَحْشَاءَ
وَاْلمُنْكَرِ وَالْبَغْيَ وَالشَّدَائِدَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا
ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ
اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً اِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاِنْ لَمْ تَغْفِرْلَنَا وَتَرْحَمْنَا
لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ. رَبِّ اجْعَلْنِيْ مُقْيْمَ الصَّلاَةِ وَمِنْ
ذُرِّيَتِيْ رَبَّنَا وَتَقَبَلْ دُعَاءِ, رَبَّنَا اغْفِرْلِي وَلِوَالِدَيَّ
وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ يَوْمَ يَقُوْمُ الْحِسَابُ, رَبِّ اجْعَلْ هَذَا بَلاَدًا
اَمِنَا وَرْزُقْ اَهْلَهُ مِنَ الثَّمَرَاتِ مَنْ اَمَنَ مِنْهُمْ بِاللهِ
وَالْيَوْمِ الْأََخِرِ, رَبَّنَا تَقَبَلْ مِنَّا اِنَّكَ اَنْتَ السَّمِيْعُ
الْعَلِيْمُ, رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ اَزْوَِاجِنَا وَذُرِّيَاتِناَ قُرَّةَ
اَعْيُنٍ وَاْجَعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ اِمَامَا. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا
حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا
اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ
اْلخَاسِرِيْنَ.
عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا
بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ
وَاْلمُنْكَرِِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ
اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ
اللهِ اَكْبَرْ
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته ……
dikutip dari :
http://pcnucilacap.com/khutbah-idul-adha-1432-h-hikmah-dan-kaifiyah-ibadah-qurban
0 komentar:
Posting Komentar